Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

rinduku berdalih

entah apa arti rindu, saya hanya tidak ingin buru-buru berbicara tentang definisi rindu di prolog ini. saya lebih memilih untuk berhati hati dalam berbahasa, mengungkapkan apa yang menjadi perbincangan akut dalam otak saya. bukan , lebih tepatnya mungkin hati. ya sudahlahh, dalam hal ini lagi lagi hati memenangkan perannya dalam mempengaruhi kehidupan manusia. kusandarkan tubuhku pada dinding yang begitu kokoh, kuselonjorkan kaki di sela langkah-langkah yang tak terarah.aku lelah, tapi bukan untuk menyerah . aku rindu tapi tidak ingin mengadu. terima kasih Tuhan, masih Kau beri aku kenikmatan untuk hidup. beberapa bulan yang lalu, oktober tepatnya. di tanggal kelahiran saya, saya menjumpai kontradiksi yang lagi-lagi membuat hidup saya kebingungan. i was happy at that time, but i was really had lowspirited too. entah apa yang terjadi saya tidak bersemangat saat itu. tapi saya masih harus bersyukur Tuhan telah memberikan orang-orang yang sangat menginspirasi hidup saya. di saat itu ...

rindu :)

helooo guys, so long i haven't seen you. sebuah catatan kecil yang dulu selalu mengantarkanku ke dalam dunia yang begitu damai. ketika tidak ada kata yang terucap, suara yang didengar, lalu hanya tulisan tulisan yang menjadi jawaban untuk hari yang begitu melelahkan. Tuhan yang memang benar-benar tau bagaimana keadaanku saat ini. meski upayaku meyakinkan orang-orang di sekitarku bahwa aku baik baik saja dengan seluruh elemen kebahagiaan yang berusaha kutunjukkan pada mereka. well, aku memang dalam keadaan baik. setidaknya kalimat itu cukup membuat diriku sendiri merasa harus selalu baik. sampai suatu ketika, di saat yang begitu melelahkan. dipenuhi waktu yang sulit untuk hanya sekedar duduk melamun membuatku mengorek orek apa yang sebenarnya aku butuhkan di saat-saat seperti ini. hal -hal yang memang menjadi kebutuhan mutlak dalam kehidupan ini, yang mungkin saja aku hampir kehilangan semua itu. di saat yang bersamaan aku menemukan wacana ini Saya mengaguminya, mengagumi apa ...

rumah yang menanti kepulanganmu

aku akan sedikit bercerita. sebenarnya banyak hanya saja aku tidak ingin dikatakan terlalu banyak ngomel disini :) dan secara terang-terangan aku akan berbagi mengenai sesuatu hal yang saat ini menimpaku pun beberapa orang di sekitarku. berbicara tentang sebuah rumah yang tertumpuk puluhan rindu ( mengapa dikatakan puluhan karena aku tidak ingin menyebutnya terlalu banyak ) tentang sebuah nama yang tercipta untuk menyatukan dua latar belakang pemikiran yang berbeda. tentang sebuah tempat yang menyimpan impian-impian kreatif anak muda. mengenai hidup dan hidupnya para pejuang impian. tentang rumah yang senantiasa menanti kepulanganmu. dialah Rumah Seni. aku tahu, bahkan sangat tahu. atau mungkin ada beberapa hal yang belum kuketahui dan aku berdoa semoga Allah memaklumi itu. aku menyadari satu hal, bukan ingin disebut sebagai yang berwenang disini. karena aku adalah bagian dari mereka. sama-sama berjalan dengan mereka. anak-anak muda yang mengajarkan banyak hal kepadaku. tent...

dan inilah mantranya

aku kembali menyandarkan badan ke dinding kayu dan membalik halaman diary-ku yang kosong. aku bubuhkan tanggal hari ini. aku tarik napas panjang dan aku mulai menggoreskan penaku : hidupku selama ini membuat aku insaf untuk menjinakkan badai hidup, "mantra" man jadda wa jadda saja ternyata tidak cukup sakti. Antara sungguh-sungguh dan sukses itu tidak bersebelahan, tapi ada jarak. Jarak ini bisa hanya satu sentimeter, tapi bisa juga ribuan kilometer. jarak ini bisa ditempuh dalam hitungan detik, tapi bisa juga puluhan tahun. jarak antara sungguh-sungguh dan sukses hanya bisa diisi sabar. Sabar yang aktif, sabar yang gigih, sabar yang tidak menyerah, sabar yang penuh dari pangkal sampai ujung yang paling ujung. sabar yang bisa membuat sesuatu yang tidak mungki menjadi mungkin, bahkan seakan-akan itu sebuah keajaiban dan keberuntungan. padahal keberuntungan adalah hasil kerja keras, doa, dan sabar yang berlebih-lebih. bagaimanapun tingginya impian, dia tetap wajib dibela...

selamat pagi, kenangan .

tidak mengherankan, sudah berkali kali aku membuka blog ini tapi tak juga aku tulis sedikitpun kata disini. tiba tiba ada sebuah reminder, yang memanggilku untuk kembali menyentuhmu. secangkir susu tiap pagi sebagai pengganti sarapanku. segelas air putih (meski aku tidak biasa) tapi sekarang mulai membiasakan setiap pagi, karena apa? ya, sudah dari september awal lalu hingga sekarang aku sedikit terganggu dengan yang namanya batuk. entahlah aku pikir ini sebuah peringatan bodoh untuk istirahat tapi tak pernah kuindahkan. mungkin ini akan menjadi awal bagiku, kembali kepada diriku yang dulu. saat aku tidak memiliki tempat untuk berbagi.  tempat yang selalu menerimaku, meski kadang sering terlupakan . jujur saja, aku sedang tidak dalam kondisi yang baik. dan mungkin beberapa orang yang sering berinteraksi denganku akan menegurku, beberapa yang lain akan diam karena itu bukan urusan mereka atau mungkin lelah menegurku. itu bukan menjadi masalah. aku harus kuat, meski...

LINGKAR USIA

Kusematkan rindu pada daun-daun yang mendongak Menunggu hujan yang menitikkan rasa Aku kian membisu Terjerumus pada usia yang semakin maju Menertawai nafsu , terkungkum dalam tumpukkan rindu Bibirku terpaku, tak lagi mampu ciptakan senyum malu Hilangnya masa kekanakan yang meletupkan rasa ingin tahu Kusadari, aku telah terpenjara Terpasung bersama ribuan penari ulung Berdansa di atas lingkar usia Memastikan dunia yang sedang berbicara Bahwa usia kita tak lagi muda.

Menunggu pada sepotong senja

Kamu, dengan gamang menatapku. Sorot matamu yang lemah , Isyarat rindu yang tak pernah lengah Membiarkan waktu terus memanggilku Menggelitik dalam tangisan hujan Wajah cinta yang kau temukan dalam diriku Kau aduk dalam manisnya senja yang merekah Senyummu menitik pada setiap lukisan senja Bertabur guratan tawa yang memberi rasa pada jingga Jangan menatapku terlalu dalam, seakan aku hampir tenggelam Dalam luapan kasih yang kau tumpahkan, karna tak sanggup kau menyimpannya Biarkan Tuhan menjadi saksi, dalam jarak yang tak terlihat oleh batin kita Biarkan waktu yang memberi arti, dari menunggu sebuah keabadian. Masihkah kau menungguku? seperti senja yang menunggu malam? Akankah kau tetap mencintaiku? Seperti senja yang setia kepada jingga? Pada sepotong senja yang tersipu malu, aku mencintaimu tanpa ragu. Cinta, tetaplah menjadi lelaki di ujung senja.

Akhir Masa Sekolah

"selalu ada akhir dari sebuah awal, selalau ada rindu di balik sebuah pertemuan" jika berbicara tentang akhir maka kita akan kembali kepada masa masa dimana awal menjadi bagian paling penting untuk menuliskan sebuah cerita . setiap orang pasti akan merasakan bagaimana sulitnya mengakhiri apalagi untuk sesuatu yang membahagiakan. karena hal yang paling menyedihkan dari sebuah kebahagiaan adalah mengetahui bahwa semua itu akan segera berakhir. berbicara tentang akhir, apalagi akhir masa sekolah.... entah harus bahagia atau sedih, lega atau justru bertambah tanggung jawab yang lebih besar. pastinya kita akan diberi pertanyaan yang lahir dari dan untuk diri sendiri. akan menjadi seperti apakah kita setelah ini? setelah menyandang gelar "lulus". itu bukan hanya sekedar pertanyaan, melainkan tanggung jawab mengenai apa yang saya dapatkan selama sekolah, apa yang saya pelajari dan bagaimana diri ini menjadi seseorang yang pantas dikatakan seorang pelajar. disini saya t...

Tuhan memang sedang menggodaku

Ada hari-hari dimana keburukan seperti mengumpul dan menjadi palu godam yang menghantam nasibmu. Ada hari-hari dimana engkau merasa telah melakukan segalanya sebaik-baiknya, mengikuti dengan hati-hati semua jalan Tuhan, tapi yang engkau terima adalah dukacita. Ya, secara kemanusiawi kita wajar berteriak histeris, memaki-maki, dan mempertanyakan dimana keadilan Tuhan. Ya, sebagian besar orang yang pernah hdup di muka bumi ini akan melakukan hal yang sama, untuk semua hal buruk yang terjadi maka jawaban yang paling masuk akal adalah menyalahkan apa saja, siapa saja, selain diri sendiri tentu saja. Tapi jika engkau memilih menerima dengan besar hati dan bersyukur atas semua 'keburukan' yang terjadi, akan engkau temukan di akhir hari bahwa Tuhan hanya menggoda. Kutipan di atas adalah bentuk kekaguman saya kepada Bapak M.Arief Budiman, dialah penulis buku “Tuhan Sang Penggoda” yang sempat menyita perhatian saya. Membuat saya rela menghabiskan waktu untuk menelan kalimat...

secangkir rindu

saya tahu mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk mengaduk aduk rindu yang telah lama mengendap. pagi seharusnya menjadi saat seluruh nafas kembali terlahir, seluruh tawa kecil kemudian mulai dibangun dan sebuah mimpi mimpi besar dikemas dalam rangkain doa yang pada akhirnya kita hanya berserah kepada yang memberi hidup. "saya rindu menulis".... begitu yang disampaikan secangkir kopi yang didalamnya mengendap bulir bulir rindu. membuat saya eneg dan membiarkannya tenang memelototin saya. beberapa waktu yang lalu, saya memutuskan dan saya pikir itu salah satu keputusan bodoh yang saya ambil. ketika pikiran, hati dan parahnya jiwa sedang tidak dalam kondisi baik. keputusan bodoh untuk tidak melanjutkan menulis di blog ini. beberapa hari saya jalani tanpa suara suara rayuan yang lahir setiap malam "menulislah..." pada saat itu, telinga tak dapat mendengar dengan jelas desahan malam yang meminta dibuatkan puisi. atau rintihan tangis hujan yang berharap aku kemb...

mencari diksi "kita"

aku hanya butuh waktu kalian tidak lebih dari 15 menit, untuk benar benar mengerti apa yang akan aku tulis. ini semua tentang bagaimana mencari diksi "kita" dan bagaimana menyatukannya. mungkin bahasa dari kata adalah lalu lintas yang paling tepat ketika waktu 15 menit terlalu berharga jika digunakan untuk mendengar orang lain berbicara. "kita" adalah tentang aku, kamu dan kalian. tentang sebuah persahabatan dengan awalan yang begitu indah. seindah ketika seorang ibu yang melahirkan bayinya. awal yang indah selalu menghadirkan akhir yang indah . begitu sebaliknya. aku , tak pernah menjadi "kita" , tanpa kamu dan kalian. kamu , tak pernah menjadi "kita" , tanpa aku dan kalian. kalian , tak pernah menjadi "kita" , tanpa aku dan kamu. jadi, "kita" adalah tentang bagaimana menyatukan ketiga diksi itu menjadi sebuah ikatan yang tak pernah putus. dan jika salah satu dari mereka hilang, maka segalanya tak lagi utuh. bahagiaku...

retorika hujan

entah sudah berapa kali puisi tentang hujan yang tercipta dari bahasa yang tak terucap. demi menghargai upaya Tuhan meniadakan resah dan amarah tentang suhu bumi yang tidak lagi bersahabat. hujan, sesederhana ketika aku hanya duduk memandangmu. melarang kedua mataku beranjak ke tempat yang sedang menitik oleh tetes tetes air mata Tuhan. membentuk sebuah lingkaran keabadian tentang cinta yang tak pernah putus dari Tuhan kepada hambaNya. eh Tuhan tidak sedang menangis. Tuhan juga tidak sedang tertawa terbahak bahak hingga menurunkan kadar keagunanNya. hujan hanyalah proses Tuhan yang sedang memberi kemudian diterima dengan baik oleh manusia, tapi terkadang juga tidak. artikan saja hujan dengan sederhana, kalian paham maksudku? jika tidak berarti bagi kalian hujan itu terlalu indah untuk diartikan dalam kamus manapun. yang pada akhirnya hanya timbul sebuah hujatan tentang hujan. saya gak mudeng nulis apaan, saya cuma cinta hujan. utdah itu doang. kompleksnya silakan renungkan :)...

sang berdikari

bukan tentang hukuman pasung yang lama mengungkung kemudian dilepas. bukan tentang bagaimana aku berlari menembus mimpi tanpa batas kaidah yang mengikat. bukan untuk berusaha lari dari kenyataan akan dunia yang fatamorgana. dan juga bukan karena ingin merasa rindu dan dirindukan oleh kehidupan masa kecilku. ini hanyalah pergerakan hati yang berusaha keluar dari wilayah aman. tempat segala keinginanku terjamah. dimana aku hanya bisa berteman dengan segala puisi yang bila dibiarkan terlalu lama akan luntur termakan jaman. mencumbui waktu di malam hari merintih pada Sang Ilahi . mencari sejuta kebahagiaan di jagat negeri yang mengintip jendela kamarku. tempat aku menidurkan segala mimpi mimpiku. merebahkan jiwaku pada perasaan pasrah selepas berjuang seribu langkah. aku tidak sedang terikat oleh perasaan apapun, tak juga ada kebencian yang mematri anganku. aku hanya ingin bebas. berdiri layaknya sang berdikari. melangkah pasti pada mimpi yang kuyakini.

Terakhir

kuharap ketika tulisan ini terbaca oleh sekian pasang mata yang masih peduli kepada makna dari kata kata, aku hanya ingin kalian tak lagi terbawa dalam suasana yang aku tulis. tetaplah kepada perasaan Anda hari ini dan saat ini juga sebelum aku membawa kalian kepada duniaku yang ingin kuakhiri. baiklah, entah berapa macam kejadian yang aku lalui akhir akhir ini. perasaan yang tak bisa aku jelaskan. aku benci keadaan ini. saat diriku sendiri pun tak tau apa yang sedang aku rasakan. lalu, bagaimana aku bisa bercerita kepada orang lain dan juga kepada blog ini? aku tak pernah mendapat jawaban pada saat itu. berpuluh puluh menit aku habiskan untuk diam tanpa menulis. itu durasi terlama bagiku tanpa mengungkapkan sedikitpun perasaanku. perasaanku sedang bertengkar hebat dengan otakku. keinginanku tak lagi bersahabat dengan kenyataan. aku bingung. dan aku tak punya tempat untuk meneriakkan seluruh isi hatiku. tak ada seseorang yang menyediakan telinganya untukku. bibirku terlalu beku ...

eh sudah pagi

di sudut kanan bawah tertulis 17 Januari 2013 , 3.27 AM. sebuah pengingat bahwa saya sudah memandang layar 16" ini selama kurang lebih 2 jam. bukan waktu yang lama tapi yang membuat terkesan aneh adalah segala bentuk aktivitas ini dilakukan saat semua orang di rumah sedang tertidur.  atau seluruh penghuni di Indonesia sedang bercumbu dengan mimpi mereka masing masing. dan aku malah asik memainkan jemariku, menari di atas keyboard dengan 86 kotak kecil yang rela ditindas meski ada yang beruntung tidak mendapat bagian itu. [enter]..... [spasi]..... sebuah jarak yang jadi selingan antar kata, kalimat dan bahkan paragraf yang aku tulis. setidaknya membuatku seidkit bernapas di antara himpitan kata-kata yang mendesak otakku. baru saja aku memenuhi tanggung jawabku sebagai hamba yang takut sama neraka, trus dilanjutkan nulis puisi yang temanya anak jalanan. puisi itu dibuat berdasarkan tantangan yang diajukan temen , namanya hardi orangnya pelit dan aku harap kalian tidak mengena...