Langsung ke konten utama

secangkir rindu

saya tahu mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk mengaduk aduk rindu yang telah lama mengendap.
pagi seharusnya menjadi saat seluruh nafas kembali terlahir, seluruh tawa kecil kemudian mulai dibangun dan sebuah mimpi mimpi besar dikemas dalam rangkain doa yang pada akhirnya kita hanya berserah kepada yang memberi hidup.
"saya rindu menulis"....
begitu yang disampaikan secangkir kopi yang didalamnya mengendap bulir bulir rindu. membuat saya eneg dan membiarkannya tenang memelototin saya.
beberapa waktu yang lalu, saya memutuskan dan saya pikir itu salah satu keputusan bodoh yang saya ambil. ketika pikiran, hati dan parahnya jiwa sedang tidak dalam kondisi baik. keputusan bodoh untuk tidak melanjutkan menulis di blog ini.
beberapa hari saya jalani tanpa suara suara rayuan yang lahir setiap malam "menulislah..."
pada saat itu, telinga tak dapat mendengar dengan jelas desahan malam yang meminta dibuatkan puisi.
atau rintihan tangis hujan yang berharap aku kembali memeluknya kala itu.
mata yang pada saat itu dibutakan, tidak bisa melihat segala bentuk keindahan, tawa dan tangis dari mereka yang rindu kepada makhluk gaib bernama cinta. mata yang berusaha melirik kesana kemari mencari celah dimana cintaku bersemayam. dan tidak kutemukan.
hati yang kata orang adalah organ tubuh paling lemah namun bisa menjadi yang paling kuat mempengaruhi jiwa seseorang, yang kala itu saya sangat merasakan benar benar lemah. sampai tidak tahu sebenarnya apa yang membuat saya berlama lama meringkuk dalam sebuah keputusasaan.
semua yang saya butuhkan pada saat itu sedang tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan memaksa saya beristirahat dalam diam tanpa menulis.

kini, saya merindukan kembali saat dimana saya bangun, dan yang kutemukan adalah nafas untuk menulis lagi.
selamat datang kembali semangat. secangkir rindu yang sudah saya persiapkan untukmu. kita minum kembali bersama sama di pagi yang semu ini. dan saya sudah siap untuk jatuh cinta lagi :)

Komentar

  1. ehmm, boleh bagi secangkir kopinya ?:)

    BalasHapus
  2. aaaa kur, boleh bangeeet. tapi jangan kaget kalo kopinya banyak bulir bulir rindu, ekeke :p

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aplikasi Seven Segmen ATMega16 dengan CVAVR

Postingan kali ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru Jurusan mengenai ATMega16. Dan materi ini diambil dari : http://kecoakacau.blogspot.com/2011/02/aplikasi-seven-segmen-atmega19-dengan.html. Seperti kita ketahui Seven segmen adalah suatu komponen elektronika yang digunakan untuk penampil angka.  Dalam Post ini akan dijelaskan cara menampilkan seven segmen tetapi dengan bahasa pemrograman yang berbeda yaitu dengan menggunakan bahasa pemrograman CVAVR atau Code Vision AVR. Hardware Hardware penampil seven segmen adalah sebagai berikut. Program CodeVisionAVR #include (mega16.h) #include (delay.h) void main(void) { unsigned char seven[10]={0b11000000,0b11001111,0b10100100,0b10110000,0b10011001,0b10010010,0b10000010,0b11111000,0b10000000,0b10010000}; unsigned int n=0; DDRC=0xFF; while (1)       {       PORTC=seven[n];       delay_ms(100); ...

kisah lebam

mungkin ada kisah yang tak kau tuturkan padaku cuma kau rekam lalu terbenam di matamu yang lebam berulang kali kulihat kau lipat merah kenangan berjarak perjalanan kilat barat percintaan kesedihan dan kemarahan kau bungkus dengan senyuman senyummu adalah malam yang tenggelam di pembakaran aspal pekat kopimu yang sulit kuhapal meski kudzikirkan namamu di setiap jengkal musim aku selalu terjungkal di licin harimu yang bacin mungkin memang tak perlu kau gantungkan koma di hatimu cukup titik atau tanda seru dan aku akan tenggelam bersama serbuk malam di kopimu yang hitam. Gema Yudha

follow your heart

helooo, welcome to the awkward words . tonight. i will tell you for something . something hurt ? noooo happiness ? maybe noo no no so what ? yeah, it is about the doubtfull thing, it can make me very very very confused. why ? when i got 2 choise and i have to choose the best something. i feel very worried. i don't know what i must choose. however, whatever i always lift up my hand to pray for Allah for the best choise. because in every conclusion , we have to take a risk of our consistency to choose the best way .  (lagi galau gak jelas ) hehe  ^.^