Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2012

thanks for EVERYTHING

hehe maaf sebelumnya baru bisa posting hari ini. maklum karena terlalu bahagia, aku jadi gak ngerti mau posting apaan :P 18 Oktober 18 tahun yang lalu, aku dilahirkan menjadi seorang gadis yang pastinya lucu dan menggemaskan. tak bisa dipungkiri itu :D tepat sehari yang lalu aku dibuat mengerti satu hal dan aku selalu berharap pada Tuhan untuk membuatku tetap mengerti akan hal itu . 18 tahun yang lalu, ketika aku lahir di dunia ini, tanpa aku harus susah susah memutar memori yang lalu. aku bisa meyakinkan diriku sendiri. pasti mereka , orang orang pertama yang melihatku terlahir di dunia ini merasa senang, terharu dan entah kebahagiaan apa yang mereka rasakan saat itu. itu adalah kebahagiaan pertama yang aku hadirkan pada mereka. dan seiring berjalanya waktu, tahun demi tahun pada tanggal yang sama yaitu tanggal kelahiranku. aku mengumpulan teori teori tentang kebahagiaan. apakah setiap tahunya aku bisa membawa kebahagiaan yang sama saat pertama aku dilahirkan. dan ternyata tid...

3 bocah pemimpi

Senja berhenti menampakkan keanggunanya.  Hanya ada 3 bocah duduk di depan sepasang bola mataku.  Aku hanya bisa mengamati dan mendengarkan pembicaraan singkat mereka.  Usiaku menutup segala kemungkinan untuk sekedar bergabung bersama mereka. aku terlalu tua untuk ikut dalam gurauan mereka.  Ketika hampir kualihkan pandangku dari obrolan lucu itu,  aku mendengar mereka menyebut tentang impian.  Yang kudengar salah satu berkata dia ingin jadi artis,  yang lain berkata dia ingin jadi arsitektur  dan yang terakhir berkata ingin menjadi presiden.  Lalu mereka dengan serempak bertanya: kalau kakak mau jadi apa?  Aku terperangah , lalu memberikan senyum simpul.  "coba saja aku masih sepolos 3 bocah itu,aku pasti bisa menjawab dengan lantang", pikirku.  Hanya saja terlintas pertanyaan mengapa aku tidak sehebat 3 bocah pemimpi itu dengan impian yang diyakininya.?!

begini rasanya

ada hal yang membuatku ingin menuliskan sesuatu di sini. sebuah rasa yang kusembunyikan saat aku tahu diriku berada di kondisi yang tidak cukup baik. aku iri pada mereka. meski sebenarnya aku tahu, rasa iri hanya akan membawaku kepada jurang ketidakpuasan akan nikmat Tuhan selama ini. dengan begitu banyak dan tanpa batas. aku menyadari, begini rasanya. tepat sehari yang lalu, dengan munculnya nikmat Tuhan (hujan) yang membawaku sampai di rumah seseorang yang sudah aku anggap sebagai adik. aku sangat mencintainya. aku harus melindunginya bagaimanapun keadaanku. rasa khawatir yang membawaku terbang ke tempat dia menghabiskan waktunya beristirahat. dia menyambutku dengan heboh. dengan muka sedikit menyesal dia berkata, " loh mbak nia kehujanan kan? tuh liat basah kuyub. tau kalo mau hujan kesininya besok besok aja" aku tahu itu hanya pertanyaan dan kekhawatiran sederhana. tapi aku merasa berarti di sana. "hehe, aku kan kesini buat kamu, kenapa harus batal hanya ka...

perahu kertas 2

gak nyesel deh merogoh kantong dalam dalam buat nonton film peyahu keltas *versi alay*.. untuk kedua kalinya, saya pun dibuat terpaku selama sekian menit dibulatkan 2 jam deh biar gampang. ah saya gak ngerti harus bilang kayak gimana. jujur ! itu film telah membuat saya mengeluarkan air mata. eits. ini bukan alay. tapi hasrat seseorang yang masih punya perasaan. yee dan akhirnya saya hidup kembali setelah melihat film itu. mata saya berbinar ketika melihat sosok kugy yang begitu hmm.... menginspirasi. "cerita di dongeng aja gak selalu happy ending, apalagi realita" "hati itu dipilih bukan memilih" "pergilah , hatimu sudah tidak lagi berada disini" "ketika aku sudah total di dunia yang ku cintai, maka aku tidak lagi berguna di tempat ini" "desir ombak adalah suara alam paling indah" yaah, kurang lebih begitu lah yang sempet aku inget. sebenernya masih banyak, hanya saya kesulitan membungkusnya menjadi kalimat yang muda...

tentang aku

begini saja, kali ini saya mau bercerita tentang diri saya sendiri, bukan bermaksud lebay atau narsis ya. hanya menggambarkan sesosok manusia yang pasti akan berlaku bagi manusia yang lain. hanya saja saya memberi nama "aku" biar kesannya itu lambang dari diri kita masing masing. mudeng gak saya ngomong apaan? kalo gak mudeng jangan lanjutkan membaca yaa, hehe aku adalah setitik bintang, dan bila terlihat dari jauh aku sangat kecil. di setiap malam, aku bersinar menerangi langit yang gelap. namun tak jarang aku pun redup ketika kehidupan memaksaku untuk tidak bersinar meski itu hanya sejenak. sebenarnya bukan meredupkan cahaya, tetapi kegelapan malam yang lebih mendominasi langit saat itu. begitulah manusia..... terlihat kecil bila dibandingkan dengan seisi bumi ini.kadang dia  bersinar dalam jiwanya ketika bahagia datang , namun redup bukan karena bahagianya berkurang, melainkan  kesedihan sedang merampas rasa bahagianya. aku dan bintang itu sama . sama sama punya kewajib...

sing and laught :D

duluu, duluuu sekali. rasanya ingin memutar kembali waktu itu. atau barangkali aku ingin mengulangnya di masa sekarang. aku jelas merindukannya. ini lucu sekali bahkan aku tak bisa menahan tawaku, haru dan pasti rindu. sampai sampai aku bingung harus menuliskan apa. yang jelas aku hampir meneteskan air mata menyaksikan video ini. entah terlalu bahagia, lucu atau rindu saat saat itu terulang lagi. langsung saja saksikan

Terlambat

harusnya puisi ini aku kirim pada lomba yang deadline nya adalah bulan Agustus saat hari kemerdekaan. Atau kalau tidak ya aku postingkan pada blogku saat masih hangat hangatnya hari kemerdekaan. berhubung saya lupa, banyak pikiran dan sedikit mengabaikan tulisan ini, baru kesampaian deh untuk posting ni tulisan. dan berhubung internet aksesnya unlimited satu bulan :D. lets check cek cek... Tengok Negeriku Sorot mentari memancarkan sinar keagungannya pada negeri Dedaunan menari di atas ranting-ranting pohon yang tumbuh bersama keabadian Cakrawala langit telah melukiskan kekayaan Indonesiaku Di tanah lapang terukir jejak kaki pahlawan-pahlawan bangsa Kini, buka pintu hati dan lihat dengan mata telanjang Jejak kaki pahlawan kian terhapus oleh debu-debu Zaman yang menutupinya Langitpun suram tertutup asap tebal yang bergulat bersama kebencian Daun-daun lelah menari bersama ranting-ranting pohon yang rapuh Hanya kegelapan karena mentari malas menyorot sudut negeri ini...