abu tebal menghalangi pandanganku
ku berjalan dalam gelapnya kota tua , mati dan tak terpakai
tak ada satupun orang yang kucari
hanya mencari secercah kebahagiaan yang mungkin bisa kutemukan
di sudut kota mati
kota itu kumuh, berdebu dan tak terpelihara
hanya ada aku, burung-burung yang berkejaran dan cahaya lampu tengah kota
kutelusuri jalan lurus itu, hingga membekas jejak kakiku
di atas debu-debu yang menggumpal
yang kemudian beterbangan terhempas angin
kulihat, seorang gadis manis di sudut kota mati
berdiam diri tak punya gairah hidup
dia duduk di tepi jalan dan menunduk isyarat pasrah
dia cantik, namun rambutnya kusam tersapu debu
entah dia sedang tersesat atau melarikan diri dari hiruk pikuk dunia fana'
kusapa dia dalam senyum simpul,
namun dia tak membalas senyumanku
ku tanya untuk apa dia disini?
dia hanya menangis, kemudian menjawab
"Aku hanya ingin menghidupkan kembali kota mati ini, lalu bahagia bersama orang-orang di dalamnya".
terima kasih : Nia Oktaviana
ku berjalan dalam gelapnya kota tua , mati dan tak terpakai
tak ada satupun orang yang kucari
hanya mencari secercah kebahagiaan yang mungkin bisa kutemukan
di sudut kota mati
kota itu kumuh, berdebu dan tak terpelihara
hanya ada aku, burung-burung yang berkejaran dan cahaya lampu tengah kota
kutelusuri jalan lurus itu, hingga membekas jejak kakiku
di atas debu-debu yang menggumpal
yang kemudian beterbangan terhempas angin
kulihat, seorang gadis manis di sudut kota mati
berdiam diri tak punya gairah hidup
dia duduk di tepi jalan dan menunduk isyarat pasrah
dia cantik, namun rambutnya kusam tersapu debu
entah dia sedang tersesat atau melarikan diri dari hiruk pikuk dunia fana'
kusapa dia dalam senyum simpul,
namun dia tak membalas senyumanku
ku tanya untuk apa dia disini?
dia hanya menangis, kemudian menjawab
"Aku hanya ingin menghidupkan kembali kota mati ini, lalu bahagia bersama orang-orang di dalamnya".
terima kasih : Nia Oktaviana
Komentar
Posting Komentar